Senang akhirnya bisa balik nulis lagi, semoga tidak menjadi malas lagi, he...he....
Ah.. gak terasa Lebaran telah lewat.... dan dilalui dengan banyak kenangan suka maupun duka, lho kok duka men... kenapa? lha iya... pagi -pagi waktu habis nyekar bapak dan simbah aku mboncengin ibu pake motor kesayangan yang entah kenapa ternyata jarum indikator bensinnya mati sehingga aku gak tahu kalau ternyata bensin udah kandas.. dan...... terjadilah... di hari lebaran pagi hari itu..... aku mendorong sepeda motor ke pom bensin yang jaraknya lumayan jauh (gak ada pedagang bensin eceran yang buka).
Yang diatas itu dukanya, sukanya ya pasti ada.... kebetulan kami sekeluarga pulang ke solo dan disana diadakan acara halal bi halal keluarga, dalam halal bihalal tersebut aku mendapat sebuah pengetahuan baru tentang makna dari simbol-simbol lebaran.
- Kupat : Dalam bahasa jawa diartikan atau menjadi sebuah "Parikan" Ngaku Lepat, dalam arti di hari raya ini kita semua "Ngaku Lepat" atau mengakui semua kesalahan kita.
- Lontong : Lagi-lagi dalam bahasa jawa dijadikan sebuah Parikan Olone wis Kothong, yang berarti semua kesalahan sudah kosong karena saling memaafkan.
- Opor : Kalau ini ada masih bahasa jawa juga namun ada sedikit campuran logat surabaya, yaitu Ora Porik, yang berarti tidak lagi berselisih.